Kamis, 22 Desember 2022

 

KEGIATAN DISEMINASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

Oleh : Durratus Sa’diyah

CGP Angkatan 7 Kota Semarang, SD Negeri Ngijo 01

A. Latar Belakang

Guru memiliki peran penting dalam menuntun, membimbing, dan memfasilitasi kebutuhan belajar murid agar bertumbuh dan kembang menjadi manusia yang selamat dan bahagia dalam hidupnya. Tentunya dalam meraih tujuan mengoptimalkan student wellbeing berdasarkan filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, pendidikan budi pekerti amat penting diimplementasikan dalam pembelajaran dan budaya sekolah.

Pada kurikulum merdeka, kita mengenal visi murid masa depan, Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila mempersiapkan penerus bangsa yang siap menghadapi perkembangan zaman tanpa meninggalkan sosio-kultural bangsa. Seyogyanya, guru harus dapat mengembangkan dimensi Profil Pelajar Pancasila ini di dalam diri murid. Salah satu upaya yang bisa dilakukan di sekolah adalah dengan menciptakan budaya positif di sekolah. Dengan diterapkannya budaya positif tersebut, murid diharapkan memiliki karakter yang baik sesuai dengan karakter dalam Profil Pelajar Pancasila.

Rencana aksi nyata yang akan saya lakukan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yaitu menyusun keyakinan kelas dan mendiseminasikan budaya positif kepada rekan sejawat. Konsep-konsep inti dalam modul ini begitu membuka pandangan yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi sekolah.

B. Deskripsi Aksi Nyata

Diseminasi aksi nyata dilaksanakan pada perwakilan guru SD Negeri Ngijo 01, SD Negeri Ngijo 02, SD Negeri Kalisegoro, SD Negeri Patemon 01, dan SD Negeri Patemon 02 yang mana merupakan SD Gugus Dewi Kunthi. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang kelas I SD Negeri Ngijo 01 dan dihadiri 13 guru.

Kegiatan diseminasi modul Budaya Positif ini berjalan dengan lancar dan sesuai yang diharapkan di mana kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga selesai. Kegiatan dimulai dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan acara inti. Pada acara inti, kami membahas tentang beberapa konsep budaya positif. Yaitu, disiplin positif, teori motivasi perilaku, teori kebutuhan dasar, teori lima posisi kontrol, hukuman vs konsekuensi vs restitusi, segitiga restitusi, dan keyakinan kelas. Materi sengaja kami sederhanakan untuk mempermudah dalam pemahaman. Meskipun begitu, inti sari materi tetap disampaikan dan dipahamkan kepada audiens.

Disiplin Positif.

Konsep disiplin positif yang merupakan unsur utama dalam terwujudnya budaya positif. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa disiplin positif merupakan kemampuan individu dalam mengontrol diri, dan menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai agar tercapai tujuan mulia yang diinginkan. Seseorang yang memiliki disiplin diri bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal. Sudah sepatutnya, tugas guru menumbuhkembangkan disiplin diri secara positif pada murid.

Motivasi Perilaku Manusia

Setiap tindakan yang kita lakukan pasti terdapat dorongan atau motivasi yang mengiringi baik secara sadar maupun tidak. Menurut Diane Gossen, ada tiga motivasi perilaku manusia: (1) Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman. (2) Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. (3) Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi pertama dan kedua termasuk dalam motivasi ekstrinsik, sedangkan motivasi ketiga termasuk dalam motivasi instrinsik. Tugas guru membimbing murid dalam menumbuhkan motivasi jenis ketiga ini meskipun membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah.

Kebutuhan Dasar Manusia

Terdapat lima kebutuhan dasar manusia menurut Dr. William Glasser dalam “Choice Theory”. Kebutuhan tersebut yaitu bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, penguasaan, kesenangan, dan kebebasan. Dengan memahami kebutuhan dasar yang ingin dipenuhi dibalik tindakan murid, guru akan lebih mudah memahami dan mengantarkan murid untuk merefleksikan dirinya dalam menyelesaikan masalah.

 

Posisi Kontrol Guru

Berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser, ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer. Kelima posisi kontrol tersebut sangat berpengaruh pada pembentukan karakter murid di masa depan. Oleh karena itu, sebagai guru, kita harus memahami akan lima posisi kontrol tersebut dan berupaya untuk mengambil posisi kontrol terbaik dalam menerapkan budaya positif, yaitu sebagai manajer.

Hukuman vs Konsekuensi vs Restitusi

Acap kali  kita mendengar istilah-istilah di atas terkait pendisiplinan murid. Hukuman sering kali berkaitan dengan sesuatu yang menyakitkan yang harus terjadi baik secara fisik maupun psikis. Hukuman dapat membentuk identitas gagal pada murid. Konsekuensi biasa dikaitkan dengan sesuatu harus terjadi karena murid melanggar suatu aturan. Pada jangka pendek, konsekuensi dapat membentuk identitas murid yang berhasil. Namun demikian, guru harus selalu memonitor pendisiplinan ini. Restitusi merupakan suatu pilihan di mana murid berusaha menyelesaikan permasalahan secara bertanggung jawab. Restitusi menguatkan nilai pada murid, mendorong disiplin positif, dan menguatkan konsep diri murid.

 

Segitiga Restitusi

Restitusi adalah sebuah pendekatan untuk menciptakan disiplin positif melalui proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain.

 Terdapat tiga sisi segitiga restitusi yang dapat digunakan oleh guru dalam membimbing murid menyelesaikan masalah. Yaitu: (1) Menstabilkan Identitas Stabilize the Identity” bahwa kita semua akan melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan”. (2) Validasi Tindakan yang Salah, “ Semua perilaku memiliki alasan. (3) Menanyakan Keyakinan,” Kita semua memiliki motivasi instrinsik dan nilai yang kita yakini.

Keyakinan Kelas

Keyakinan kelas merupakan nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati bersama dengan murid di kelas terlepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama yang dipegang/diyakini seseorang. Keyakinan disusun berdasarkan kesepakatan kelas sebagai salah satu upaya penting untuk terbentuknya budaya positif.

Terdapat pertanyaan dari Ibu Indah Nursyafaah dari SD Negeri Patemon 01 tentang posisi kontrol apa yang ideal dilaksanakan guru dalam membentuk disiplin positif murid. Secara singkat, kami memaparkan akan posisi kontrol yang kebermanfaatannya pada murid dirasakan seumur hidupnya yaitu posisi manajer. Ketika kita mengambil posisi ini, murid didukung untuk berpikir kritis, menguatkan nilai dalam diri, dan menyelesaikan masalahnya.

 

C. Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan

          Beberapa hasil dari aksi nyata yang diperoleh adalah bertambahnya wawasan akan mengembangkan budaya positif di sekolah, cara menerapkan restitusi dalam pendisiplinan murid, dan membuat keyakinan kelas.

D. Pembelajaran yang Didapat dari Pelaksanaan

Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan kegiatan diseminasi Budaya Positif dengan audiens rekan sejawat, yaitu sebenarnya hampir dari kami semua telah melaksanakan restitusi meskipun awalnya kami tidak mengetahui teori ini. Hanya saja, restitusi yang kami jalankan hanya sisi pertama yaitu menstabilkan identitas dan tahap 2 yaitu menvalidasi kesalahan. Selain itu, kami juga telah menyusun aturan kelas bersama dengan murid dan menyepakatinya. Sehingga, kami hanya harus mengulas lagi aturan kelas ini bersama dan meningkatkannya menjadi keyakinan kelas sebagai wujud nilai yang kami idamkan.

E. Respon

Bapak Immanuel Nugroho Puji Hartono, S.Pd dari SD Negeri Kalisegoro menyatakan bahwa beliau sangat berterima kasih akan ilmu baru yang telah dibagikan. Dalam kesempatan ini, beliau belajar akan restitusi di mana membentuk disiplin positif anak dan menguatkan karakter anak menjadi lebih baik lagi.

F. Rencana Perbaikan untuk Implementasi ke Depan

Rencana perbaikan untuk implementasi di masa depan yaitu melakukan pemantauan, merefleksi dan mengevaluasi keyakinan kelas yang telah dibuat dan penerapannya secara berkala. Selain itu, saling berbagi penerapan praktik restitusi yang telah dilakukan untuk menjadi semangat dalam memberikan yang terbaik untuk murid.

G. Dokumentasi Pelaksanaan Diseminasi

Dokumentasi kegiatan berupa video dapat disaksikan pada tautan berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=g8E0tnYiNpY&t=5s

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar